Thursday, April 14, 2022

Bus Wisata Medan

Saat ini Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara telah menjadi salah satu destinasi wisata terdepan di Indonesia. Dalam kurun beberapa tahun silam, Sumatera Utara mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Republik Indonesia yakni tahun 2016 Danau Toba masuk ke dalam salah satu dari 10 destinasi wisata super prioritas yang menjadi perhatian Pemerintah Republik Indonesia seperti daerah lainnya: Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Kepulauan Bangka Belitung, Tanjung Lesung di Banten, Kepulauan Seribu di Jakarta, Borobudur di Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Morotai di Maluku Utara.

Layanan transportasi untuk kebutuhan wisata merupakan salah satu fungsi dan bisnis dari sebuah travel agent di mana-mana. Bagaimana pun tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu dari komponen paket wisata adalah tersedianya transportasi yang nyaman sesuai dengan jumlah peserta dalam satu rombongan dan medan yang akan ditempuh. Kesalahan dalam memilih armada transportasi akan menyebabkan kesulitan dalam perjalanan. Misalnya mana kala rombongan ingin mengunjungi salah satu destinasi wisata khusus di mana medan yang ditempuh adalah jalanan sempit yang tidak bisa dilalui oleh bus besar kecuali micro bus, sementara jumlah peserta puluhan orang, maka solusinya layanan sewa bus pariwisata medan yang sesuai dengan kondisi ini  wisatawan harus menyiapkan micro bus seperti Isuzu Elf Long atau Toyota Hiace beberapa unit hingga mampu mengakomodir semua peserta.

Kemajuan pola fikir dan peradaban masyarakat di Indonesia mengubah paradigma tentang penyewaan bus secara drastis. Di era tahun 1980-an, layanan sewa bus yang digunakan masyarakat di Sumatera Utara bila ingin bepergian secara berombongan adalah dengan mendatangi kantor auto bus lalu men-carter bus umum sesuai rute dan tanggal yang diinginkan oleh penyewa. Itulah tradisi yang berlangsung selama puluhan tahun. Namun di tahun 1990-an semua berubah, seiring dengan tersedianya transportasi berupa bus pariwisata yang disiapkan oleh travel agent di Medan, masyarakat sudah ikut khususnya bagi mereka yang telah memiliki pemikiran lebih maju, mereka menyewa bus pariwisata sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri. Itulah kemudian yang menjadi cikal bakal rental mobil yang kini bertebaran di mana-mana, tidak hanya di Kota Medan melainkan layanan rental mobil non-perusahaan saat ini terdapat di mana-mana hingga perkampungan.

Untuk Sumatera Utara khususnya Berastagi, Binjai dan kawasan Kabupaten Langkat, penggunaan layanan bus besar berkapasitas 40-an seater tidak direkomendasikan. Selain kondisi jalan yang kurang baik, badan jalan umumnya ditutupi dedaunan perkebunan seperti kelapa sawit dan karet atau pepohonan lain sehingga mengganggu kelancaran perjalanan dan merusak armada bus. Untuk itu, dianjurkan untuk menggunakan layanan bus pariwisata medan yang dalam bahasa orang Medan disebut bus sedang atau bus tiga suku.


Layanan rental bus pariwisata medan memiliki makna yang sangat luas. Meskipun disebut sewa bus, namun makna yang terkandung di dalam kata majemuk ini bukan semata-mata layanan untuk penggunaan carter bus saja melainkan termasuk di dalamnya layanan sewa mini bus atau micro bus dan bahkan mobil seperti Avanza dan Kijang atau mobil semi luks dan luks untuk pejabat dan pengantin baru.

Dari banyak penyedia layanan sewa mobil dan sewa bus pariwisata medan di mana-mana saat ini sebaiknya Pemerintah Republik Indonesia melalui Pemerinta Daerah Kabupaten/Kota masing-masing hendaknya melakukan penertiban agar penanganan lisensi sewa mobil hanya diberikan kepada pihak yang berkompeten. Artinya tidak ada rental mobil gelap yang tidak bernaung dalam usaha resmi berizin dari Pemerintah Indonesia. Hal ini penting untuk menghindari penipuan terhadap pelanggan. Selain itu, Pemerintah memiliki kesempatan untuk menjaring pajak atas penyewaaan mobil tersebut bila pelaksana sewa mobil dan bus hanya dilakukan oleh perusahaan resmi berizin lengkap.

TAMAN MONYET PARAPAT

 

Taman Monyet, demikian nama tempat di salah satu kawasan hutan di daerah Sibatuloting, Desa Sibaganding Kecamatan Parapat – Simalungun, berjarak sekita 500  meter dari jembatan Sibaganding atau dari tepi jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Parapat dengan Pematang Siantar. Jalan setapak yang terjal dan bebatuan serta gua dan batu berlubang menghiasi jalan menuju lokasi ini.

Inilah salah satu objek wisata di daerah Parapat yang biasa dipersembahkan bagi wisatawan yang ikut program tour danau toba untuk mengisi kekosongan program di Kota Parapat. Sejujurnya kawasan Parapat memang masih kekurangan objek yang bisa menjadi alternative bagi wisatawan yang sedang vakum kegiatan dalam masa singkat karena berada di masa split time antara tour ke Samosir dan meninggalkan Kota Parapat.

Di sisi lain, Dinas Pariwisata Kabupaten Simalungun seharusnya lebih kreatif dalam menciptakan objek-objek wisata baru yang dekat dengan Parapat, sehingga wisatawan yang ikut program tour menemukan tempat wisata danau toba yang baru untuk menghabiskan waktu hingga menjelang malam dan kembali ke hotel masing-masing, sehingga tidak banyak waktu terbuang. Selain itu pembukaan objek wisata baru tentu saja akan membuka peluang pekerjaan baru bagi warga setempat.

Program wisata danau toba akan semakin sempurna mana kala kunjungan ke Taman Monyet ini dimasukkan ke dalam program utama atau program optional. Anehnya, begitu para pengunjung tiba di rumah pengelola penangkaran monyet itu, tiba-tiba secara tertib monyet-monyet itu berdiri antri, menantikan pembagian sesuatu dari pengunjung dengan sorat mata mengharap, menantikan pembagian pisang, biji kacang tanah, roti atau makanan apa saja yang dapat disantap. Mungkin karena sudah terbiasa pada orang-orang yang memberikan makanan maka tingkah laku monyet itu pun lucu sekali. “Ada ratusan ekor monyet yang hidup bersama kami di sini,” kata Umar Manik memulai pembicaraannya dengan penulis.

Boleh jadi karena banyak pengunjung yang merasa takut berhadapan dengan ratusan monyet dan beruk, maka di lokasi itu dibangunlah rumah pelindung atau disebut “kurungan orang”. Rumah ‘kurungan’ itu terbuat dari jeruji besi, berukuran tiga kali dua meter.

Serunya Paket Tour Bukittinggi

  Masih segar dalam ingatan, tahun 2016 Provinsi Sumatera Barat pemenang program wisata halal nusantara yang dilaksanakan oleh Kementerian P...